Sabtu, 31 Oktober 2009

FEATHER NAMA BARU PETERPAN??

Sejak akhir bulan agustus lalu, Nazriel Irham atau yang akrab disapa Ariel, beserta kawan kawannya telah resmi tidak menggunakan nama Peterpan lagi di blantika musik tanah air. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari kesepakatan bersama antara Ariel cs dan Andhika The Titans yang notabene adalah mantan punggawa Peterpan. Andhika adalah pemegang hak penuh atas nama Peterpan.

Namun hingga saat ini Ariel Cs belum menentukan nama baru bagi bandnya tersebut. Padahal banyak penggemar setia Peterpan sudah tak sabar ingin segera mengetahui nama baru yang akan disandang band asal Bandung itu.

Tetapi ada sebuah temuan yang diperoleh tim cumicumi, yang mungkin saja dapat menjawab rasa penasaran para penikmat musik lagu lagu Peterpan di tanah air. Temuan tersebut berupa adanya nama baru yang kabarnya sudah dipersiapkan Ariel Cs jauh jauh hari.

imagesFEATHER Band. Begitulah sebuah nama yang diduga kuat akan menggantikan nama Peterpan, yang selama ini digunakan oleh Ariel Cs di industri musik nasional. Tim cumicumi memperoleh bocoran nama tersebut saat sedang meliput acara buka puasa Ariel Cs bersama para penggemar fanatik mereka di Hotel Serela Bandung Jawa Barat, Minggu (13/09).

Lewat display yang terpampang pada layar di depan podium acara buka puasa tersebut, tergambar jelas nama Feather Band berikut logonya. Sekilas jika dieja, nama Feather dan Peterpan terkesan mirip. Arti nama Feather dalam bahasa indonesia pun sama dengan logonya Peterpan selama ini, yaitu bulu unggas.

Benarkah nama Feather Band yang terpampang di display saat ditemukan tim cumicumi di Bandung adalah nama baru pengganti nama Peterpan? Kita tunggu saja kabar selanjutnya! (www.cumicumi.com)

THIS IS IT: Jejak Terakhir Peninggalan King of Pop

Sony Pictures Entertainment
THIS IS IT

EKSEKUTIF PRODUSER: John Branca and John McClain; PRODUSER: Randy Phillips, Kenny Ortega, dan Paul Gongaware; SUTRADARA: Kenny Ortega.

"This is it (Inilah saatnya)," ucap Michael Jackson (MJ) saat muncul di hadapan media untuk menerangkan penampilannya kembali di dunia panggung. Jackson, yang mengenakan kaca mata hitam, sesaat menundukkan kepalanya. Lalu meluncurlah kalimat ini:

"Saya hanya ingin katakan bahwa (konser) ini akan menjadi penampilan terakhir saya di London. Ketika saya katakan inilah saatnya, itu berarti memang sudah saatnya." Sejurus kemudian, ia balik badan dan meninggalkan arena jumpa pers.

Ucapan terakhir MJ di hadapan publik itu menjadi bagian dalam film dokumenter This Is It, yang secara serentak diputar mulai 28 Oktober ini di Los Angeles dan 18 kota lainnya.

Momen ini menjadi sangat fenomenal dalam perjalanan karier dan hidup seorang King of Pop. Kemunculannya saat itu kemudian dikait-kaitkan menjadi semacam pertanda, tatkala MJ mengembuskan napasnya dua pekan menjelang konsernya yang sedianya digelar di O2 Arena, London, Juli lalu. Publik terperanjat ketika mendengar kepergiannya yang tiba-tiba itu. Dunia pun berduka. Rencana konser yang telah cukup matang urung digelar.

Empat bulan setelah kepergiannya, MJ kembali "dihidupkan". Columbia Pictures bekerja sama dengan The Michael Jackson Company dan AEG Live—promotor pertunjukan MJ di O2 Arena—merilis film dokumenter This Is It.

Film yang disutradarai Kenny Ortega ini menghadirkan cuplikan suasana persiapan MJ menjelang konser akbarnya yang tak kesampaian itu. Aktivitas latihan MJ bersama kru di Staples Center, Los Angeles, menjadi fokus utamanya.

Ya, betapa persiapan konser telah dipersiapkan begitu matang. MJ terlihat sangat antusias menghadapi konser kembalinya setelah sekian lama absen dari dunia panggung.

MJ tampil begitu memesona. Gerakannya masih sangat energik dan terjaga, padahal usianya sudah memasuki setengah abad. Yang rada sedikit membedakan, boleh jadi karena perawakannya yang terlihat agak kurusan. Pakaian jas keperakan, yang dikenakannya dalam sebuah sesi latihan, terlihat kebesaran menutupi tubuhnya. Meski begitu, MJ tak kehilangan auranya sebagai seorang bintang. Ia tetap menawan kala berada di atas pentas.

Lepas dari kehidupannya yang kontroversial, lewat This Is It, kamera menangkap sosok MJ sebagai seorang megabintang yang santun dan rendah hati. Ortega, yang juga bertugas sebagai sutradara konser This Is It, mengamini hal itu. "Dia orang yang baik dan rendah hati. Orang akan merasa nyaman bekerja sama dengannya," ujar Ortega.

Sorotan kamera menangkap momen itu. Ya, selain sebagai penyanyi, MJ juga kerap menjadi mentor dan motivator yang luar biasa. Ia mampu membangun rasa percaya diri tim pendukungnya untuk bisa memberikan yang terbaik kepada penontonnya. "Tuhan memberkatimu," begitu ucapan yang kerap terlontar dari mulut MJ, kepada teman-temannya ketika berlatih.

***

Testimoni para penari yang berhasil lolos audisi untuk ikut memperkuat konser MJ menjadi adegan pembuka This Is It. Mereka mengutarakan kebahagiannya tatkala namanya terpilih sebagai penari latar untuk pertunjukan sang megabintang. Kebanggaan itu beralasan mengingat sosok MJ bagi mereka adalah sosok yang paling diidolakan.

Kamera kemudian merekam adegan demi adegan proses latihan MJ di atas panggung hingga persiapan lainnya. MJ benar-benar tampil all out.

Hal itu tentu beralasan, seperti diutarakannya, ia benar-benar ingin memberi kado istimewa pada penampilan terakhirnya di dunia pangung. "Ini akan menjadi pengalaman yang mengagumkan. Kita akan mengajak mereka (penonton) ke tempat yang belum mereka jumpai," ujar MJ kepada rekan-rekannya memberi semangat.

Sejumlah persiapan yang begitu matang telah benar-benar disiapkan. Konsep pertunjukan menyiratkan sebuah pementasan yang bakal megah dan layak dikenang. MJ sepertinya tak mau kehilangan momen itu. Ia memberi energi kepada rekan-rekannya untuk bisa tampil maksimal.

Menyaksikan film sepanjang 112 menit—yang dirangkum dari rekaman berdurasi sekitar 100 jam itu—penonton seperti diajak pada sebuah pementasan yang sebenarnya. Potongan-potongan adegan dirangkai begitu apik. Setiap momen, penonton tak hanya sekadar diajak menengok aksi MJ mempersiapkan diri dalam sebuah pertunjukan. Lebih dari itu, mereka juga bisa mengintip suara hati seorang MJ, yang tertuang lewat lagu-lagu yang diciptakannya.

Pada akhirnya, lewat sajian film dokumenter ini, publik diingatkan bahwa jagat hiburan dunia pernah memiliki sosok dengan segudang talenta bernama Michael Jackson. Ia menjadi cendera mata yang unik dari abad 20.

Elizabeth Taylor, aktris legendaris yang juga sahabat MJ, mengakui hal itu. "Saya menangis karena bahagia melihat berkah yang dia dapatkan dari Tuhan. Tidak akan pernah ada lagi orang seperti dia," katanya.

"Kelak, film ini akan mengingatkan kita bahwa dulu pernah hidup seorang lelaki yang baik. Tuhan pun menciumnya."

Jumat, 30 Oktober 2009

geisha - takkan pernah ada

Dia memang hanya dia
Ku s'lalu memikirkannya
Tak pernah ada habisnya
Benar dia, benar hanya dia
Ku s'lalu menginginkannya
Belaian dari tangannya
Mungkin hanya dia
Harta yang paling terindah
Di perjalanan hidupku
Sejak derap denyut nadiku
Mungkin hanya dia
Indahnya sangat berbeda
Ku haus merindukannya

Reff:
Ku ingin kau tahu isi hatiku
Kaulah yang terakhir dalam hidupku
Tak ada yang lain hanya kamu
Tak pernah ada
Takkan pernah ada

Benar dia, benar hanya dia
Ku s'lalu menginginkannya
Belaian dari tangannya
Mungkin hanya dia
Indahnya sangat berbeda
Ku haus merindukannya

Back to Reff

Ku ingin kau selalu di pikiranku
Kau yang selalu larut dalam darahku
Tak ada yang lain
Hanya kamu
Tak pernah ada
Takkan pernah ada